INTERNALISASI NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA SISWA SMPN 1 NGORO JOMBANG

Penanaman nilai-nilai moderasi beragama sejak dini merupakan langkah strategis dalam membentuk karakter siswa yang toleran dan mencegah munculnya sikap intoleransi di lingkungan sekolah. SMPN 1 Ngoro Jombang sebagai sekolah negeri yang memiliki keragaman latar belakang siswa menghadapi tantangan dalam menginternalisasikan nilai-nilai moderasi beragama, khususnya dalam membentuk sikap toleransi dan anti kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses internalisasi nilai-nilai moderasi beragama pada siswa SMPN 1 Ngoro Jombang, dengan fokus pada sikap toleransi dan anti kekerasan, peran guru dan unsur pimpinan sekolah dalam mendukung proses tersebut serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam menginternalisasikan nilai-nilai moderasi beragama di SMPN 1 Ngoro Jombang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini meliputi guru Pendidikan Agama Islam, guru Pendidikan Agama Kristen, guru Bimbingan Konseling, siswa, serta unsur pimpinan sekolah seperti Wakil Kepala Urusan Kurikulum dan Kesiswaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menunjukkan sikap saling menghargai perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, baik saat perayaan hari besar keagamaan maupun dalam interaksi akademik. Sikap anti kekerasan tercermin dalam upaya siswa menyelesaikan perbedaan secara damai dan menghindari konflik. Guru dan unsur pimpinan sekolah berperan penting dalam internalisasi nilai-nilai moderasi beragama melalui keteladanan, pembelajaran berbasis kasus, pendekatan dialogis, serta pengelolaan program sekolah yang menumbuhkan nilai toleransi. Hambatan yang ditemukan bersifat minimal, seperti keterbatasan fasilitas ibadah bagi siswa dari agama minoritas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses internalisasi nilai-nilai moderasi beragama di SMPN 1 Ngoro Jombang berjalan secara efektif, serta berkontribusi dalam membentuk karakter siswa yang toleran, damai, dan inklusif.