SOCIOPRENEUR BERBASIS PONDOK PESANTREN DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN DI PONDOK PESANTREN FATHUL ULUM GARDU LAUT DIWEK JOMBANG

Sociopreneur berbasis pesantren adalah untuk para alumni pondok-pondok pesantren supaya mereka mandiri/berdaya dari sisi ekonomi, Sociopreneur dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai wirausaha sosial. Mereka adalah para pengusaha yang berusaha menemukan solusi untuk masalah-masalah sosial di masyarakat, serta memberikan dampak positif, baik dalam menciptakan lapangan kerja maupun memberikan manfaat terbaik bagi lingkungan pesantren. Tahapan Proses sociopreneur, antencendent, entrepreneurial orientation, Outcomes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bagaimana sociopreneur berbasis pondok pesantren dalam mendukung kemandirian di pondok pesantren fathul ulum gardu laut diwek Jombang 2. Bagaimana strategi menumbuhkan minat socioprenenur berbais pondok pesantren dalam mendukung kemandirian di pondok pesantren fathul ulum gardu laut diwek Jombang 3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat sociopereneur berbasis pondok pesantren dalam mendukug kemandirian di pondok pesantren fathul ulum gardu laut diwek jombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus yang berlokasi di pondok pesantren fathul ulum gardu laut diwek Jombang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa: 1. Sociopreneur pondok pesantren adalah di mana pondok pesantren memberikan modal kepada alumni dalam membuka usaha, adanya sinergi antara pondok pesantren dan alumni, dengan akat syirkah. 2. Strategi dalam menumbuhkan minat sociopreneur, pondok melakukan berbagai cara dalam menumbuhkan minat sociopreneur, yaitu Pendidikan dan pelatihan wirausaha terhadap santri nya, workshop, ngaji ekonmi bulanan alumni serta rihlah untuk mempunyai pandangan tentang sebuah bisnis dan mereka bisa termotivasi. 3. Faktor pendukung yaitu Adanya visi, sumber daya manusia, faktor penghambat, ketidakcocokan antara keterampilan yang dipelajari di pesantren dengan kebutuhan di lokasi tempat tinggal alumni setelah lulus, komunikasi antara pondok dan alumni.